Untuk Apa Menulis?

05 December 2008

"Untuk apa kamu menulis?" Tanya kawanmu.

Aku memandanginya dengan sorot mata yang cukup tajam. Nampaknya kawanmu itu tidak main-main dengan pertanyaannya. Kuseruput kopi terlebih dahulu, baru kemudian saya menjawabnya.

"Hmm...Aku tidak kenal kamu, tapi kamu begitu serius bertanya kepadaku mengenai hobbyku, menulis. Sebenarnya sangat sederhana. Bahkan lebih sederhana dari yang dibayangkan. Saya ini seorang muslim, dan saya ingin di dalam setiap perbuatan saya bisa bernilai ibadah. Maka, saya menulis adalah untuk ibadah.Kemudian, yang kedua: saya ini adalah seorang manusia yang tidak akan pernah luput dari lupa, maka saya menulis untuk melawan sifat lupa tersebut. Akan saya jadikan tulisan sebagai pengingat. Nah, selain yang tersebut diatas, saya juga orang yang suka ngaco. Dengan menulis, saya berusaha untuk menuangkan apa-apa yang ada di dalam otak saya ini secara teratur," mendengar jawabanku itu kawanmu hanya manggut-manggut saja. Aku tidak tahu, ia faham atau tidak. Setelah menjawab, saya mengambil sebatang rokok, dan mulai menyulutnya. Kutawari kawanmu itu, tapi ia menolak dengan halus.

Kulihat kawanmu seperti orang bingung. Entah kenapa, tiba-tiba saya ingin menambahi jawabanku yang sudah panjang lebar tersebut.

"Begini, yang jelas saya menulis adalah untuk mempersiapkan diri saya kalau saya mati nanti. Saya punya tugas untuk mendidik anak saya, saya menulis, takut saya mati dulu sebelum saya selesai mendidiknya. Saya juga ingin bicara dengan generasi mendatang, agar buah pikir saya juga bisa dibaca oleh generasi-generasi setelah saya. Maka dari itu saya menulis. Teman saya yang seorang penulis pernah mengingatkan saya, yang ditulis akan abadi, sedang yang terucap akan menguap"

Setelah menjawab, tiba-tiba saya pengen buang hajat. Akhirnya, setelah pamit, saya cepat-cepat ke kamar mandi.

-sensored-

ditulis oleh : Phie MN